Sunday, January 6, 2019

Gagal nikah



Batal Menikah Setelah Tunangan?
Ini 5 Hal yang Harus Dilakukan

Kamu masih bingung kenapa ada pasangan yang batal menikah, bahkan setelah sebar undangan ShopBackers? Penjelasan mudahnya ya karena pada akhirnya ternyata mereka tidak berjodoh. Semoga hal macam ini tak sampai terjadi padamu ya. Meski begitu, kamu tetap perlu tahu, hal apa saja yang layak dilakukan setelah mengalami pengalaman pahit macam ini.

Beberapa orang mengalami pahitnya batal menikah setelah tunangan. Tentu hal ini membuat perasaan menjadi hancur tak karuan. Tak jarang orang bingung harus melakukan apa ketika batal menikah setelah tunangan. Walaupun rasanya berat 5 tips berikut ini bisa membantu. Nah, kalau tak berguna untukmu, mungkin bisa jadi informasi bagi sepupu atau sahabatmu.

Tetap berdiskusilah dengan (mantan) tunangan


Meski batal menikah, masih banyak hal yang harus kamu bicarakan dan selesaikan dengan mantanmu ini. Seperti bagaimana membicarakan dengan pihak keluarga dan membagi tugas untuk memberitahu ke beberapa vendor yang telah dipesan, termasuk bagaimana dengan cincin pernikahan yang sudah disiapkan. Tentu saja ini bukan hal mudah, ada rasa bersalah pada keluarga dan malu pada pihak lainnya. Batal menikah setelah tunangan memang bisa membuat seseorang menjadi kalut atau marah tapi tetap saja semua harus diselesaikan dengan baik.

Jalani hidup masing-masing dan lebih perhatikan dirimu


Bagaimanapun perasaanmu setelahnya, kamu harus tetap menatap hidup ke depan dan menjalani segala rutinitasmu. Kuatkan dirimu dan yakinkan bahwa ini merupakan keputusan terbaik. Daripada pada akhirnya bercerai setelah kamu mempunyai anak, bukankah lebih baik kalau dibatalkan saja? Jangan lupa rawat dirimu, jangan terpuruk dengan kesedihan. Minum banyak air, olahraga, makan makanan sehat dan tidurlah yang cukup. Ini saatnya kamu mempunyai me time apalagi di tengah kekalutan batal menikah setelah tunangan.

Batal menikah setelah tunangan bukan alasan untuk tidak bersosialisasi




Kalau perlu, kamu bisa ikut bergabung dengan sebuah komunitas dan sibukkan dirimu dengan beragam kegiatan yang mereka miliki. Sediakan waktu untuk berkumpul bersama teman-teman dekat dan keluarga. Percayakan pada mereka untuk segera mengembalikan mood positifmu. Jangan terlalu menutup dan mengurung diri, libatkan dirimu dalam beragam kegiatan dan temui semua teman yang membuatmu nyaman. Bicarakan hal-hal yang membuatmu senang dan bisa melupakan peristiwa batal menikah setelah tunangan. Cobalah untuk sedikit lebih terbuka dan menerima keadaan walaupun pasti sangat sulit.

Jangan menjalin hubungan serius dalam setahun


Cara yang satu ini sangat wajar kamu lakukan ketika kamu dalam tahap patah hati yang amat parah. Tahan dirimu untuk menjalin hubungan yang serius, setidaknya dalam satu tahun pertama. Kamu butuh waktu untuk dirimu sendiri, bangun kembali kepercayaanmu pada lawan jenis. Karena umumnya, rasa takut kecewa masih akan terus menghantuimu setidaknya dalam satu tahun pertama ini. Semangat ya, ShopBackers!

Rajinlah beribadah, dekatkan diri pada Tuhan


Jangan biarkan dirimu sendiri saat patah hati, karena nantinya hal macam ini akan membuatmu makin berkecil hati. Dengan mendekatkan diri pada Tuhan, percayalah bahwa kamu akan mendapatkan jalan keluar terbaik bagi masalahmu. Bawalah dirimu dalam perenungan panjang yang nantinya bisa benar-benar membuatmu move on dari segala kenangan bersama mantan tunangan. Intinya, jangan hanya bersembunyi di balik kesibukan, tapi kamu juga harus belajar menerima kenyataan kalau kamu batal menikah setelah tunangan.

Yang perlu kamu ingat, bahwa pernikahan bukanlah suatu prestasi atau sesuatu yang bisa meningkatkan gengsi. Lakukan bersama orang yang tepat, saat kamu sudah siap nanti ya! Jadi walaupun keadaanmu hancur, batal menikah setelah tunangan tidak membuat duniamu hancur.

Semoga bermanfaat

Solusi Galau Lanjut Kuliah atau Menikah

Assalamu'alaikum,
Ada yang lagi galau mau lanjut kuliah dulu atau menikah dulu? Sebagai bahan pertimbangan nih, kalau menurut kacamata Islam bagaimana ya?

Memang, Islam menyarankan perempuan apalagi yang sudah menikah untuk berdiam diri di rumah ketimbang bekerja. Hal ini bertujuan untuk meminimalisir bercampur dengan lawan jenis. Namun tidak dapat dipungkiri ada beberapa profesi yang dirasa lebih 'nyaman' dilakukan oleh perempuan, misalnya bidan atau dokter kandungan. Sebagian besar wanita memilih untuk memeriksakan kandungannya ke bidan atau dokter kandungan wanita. Alasan utama adalah tidak malu ketika 'memperlihatkan' aurat. Kalau profesi dokter sudah dipastikan harus berpendidikan tinggi ya Moeslemates, agar lebih akurat ketika memeriksa pasien, tapi bagaimana kalau bidang ilmu lain misalnya bahasa?

Sampai saat ini pun, perempuan yang memiliki cita-cita meraih gelar magister atau doktor, ternyata masih menjadi pro kontra. Apalagi yang belum menikah dan tidak berkecimpung dalam dunia medis dan pendidikan yang sering 'dimaklumkan' untuk berpendidikan tinggi, perempuan sekalipun. Banyak yang masih berpikir "Buat apa perempuan sekolah tinggi? Ke luar negeri lagi. Ujung-ujungnya juga di dapur,". Padahal, menuntut ilmu adalah wajib hukumnya dan meskipun telah bergelar magister atau doktor namun setelah menikah memutuskan untuk menjadi ibu rumah tangga, gelar tersebut tidak 'mubazir' loh. Tidak ada ilmu yang sia-sia, Moeslemates. Memang, ilmu yang dimiliki akan jauh lebih baik apabila bermanfaat bagi orang lain. Bukankah bisa menjadi tabungan amal jariyah juga? Walau ibu rumah tangga, ilmu tersebut masih bisa kok 'disalurkan' melalui sosial media atau blog. Sambil tetap menjalani hobi menulis juga kan, Moeslemates?

Mencari ilmu itu adalah wajib bagi setiap muslim laki-laki maupun muslim perempuan (HR Ibnu Abdil Barr)

Hukum Menikah Menurut Islam 

1. Sunah

Ini nih yang sering disebut menjalankan sunnah Rasul.
Hukum menikah adalah sunnah apabila sudah siap secara mental maupun finansial namun masih bisa menahan diri dari perbuatan zina atau keinginan untuk menikah itu sendiri.

Sunnah berarti apabila dikerjakan mendapat pahala, apabila tidak dikerjakan juga tidak berdosa. Meskipun begitu, memutuskan untuk tidak menikah karena merasa bisa menahan diri dan 'hanya' sunnah juga tidak sesuai dengan anjuran Nabi loh


2. Wajib 

Menikah menjadi wajib dan harus disegerakan apabila sudah mampu secara mental dan finansial dan merasa khawatir tidak bisa menahan diri dari perbuatan yang mendekati zina.
Menghindari zina salah satunya adalah dengan berpuasa, tapi kalau sudah berpuasa namun masih tidak bisa menahannya juga, maka segeralah menikah.

Oh ya, kalau desakan dari orangtua untuk segera menikah sedangkan Moeslemates masih bisa menahan diri, bukan wajib ya hukumnya hehe.Menikah menjadi wajib dan harus disegerakan apabila sudah mampu secara mental dan finansial dan merasa khawatir tidak bisa menahan diri dari perbuatan yang mendekati zina.
Menghindari zina salah satunya adalah dengan berpuasa, tapi kalau sudah berpuasa namun masih tidak bisa menahannya juga, maka segeralah menikah.

3. Haram

Sebuah pernikahan bisa menjadi haram loh Moeslemates, apabila ada niat dengan sengaja untuk menyakiti pasangannya, secara fisik maupun batin. Astagfirulloh.
Memiliki kekurangan namun tidak jujur kepada calon pasangan berakibat tidak bisa memenuhi nafkah lahir batin sehingga menyakiti pasangan juga bisa membuat pernikahan tersebut menjadi haram.

Hal-hal lainnya yang menjadikan pernikahan menjadi haram adalah menikah dengan muhrim, dengan non Islam, dengan wanita yang sedang dalam masa iddah, dan wanita yang masih menjadi suami orang. Naudzubillah.

4. Makruh

Menikah menjadi makruh apabila seorang laki-laki belum memiliki penghasilan tetap atau memiliki kekurangan fisik atau ketidakmampuan untuk melayani istri. Namun, sebelumnya harus jujur kepada calon istri ya, Moeslemates. Kalau tidak jujur dan istri baru mengetahui setelah menikah, hukumnya bisa menjadi haram loh. Naudzubillah.
Bila sebelum menikah sudah jujur dan calon istri menerima dengan ikhlas, maka diperbolehkan untuk menikah bahkan hukumnya menjadi sunnah dan insyaaAlloh si istri akan mendapat pahala luarbiasa. Masya Alloh.

Solusinya?
Kalau Moeslemates masih single dan merasa masih bisa menahan keinginan untuk menikah dan menahan diri dari hal-hal yang mengarah ke zina, tidak ada salahnya kok melanjutkan kuliah dulu. Hukum menikah untuk kasus ini adalah sunnah. Justru Moeslemates bisa lebih fokus menempuh studi. Kalau toh memilih menikah dulu namun malah menyulitkan kehidupan rumah tangga, karena harus tinggal terpisah jarak yang jauh untuk waktu yang lama misalnya, sebaiknya juga mendahulukan kuliah sebab dalam berumah tangga ada nafkah lahir batin yang harus dipenuhi.
Namun kalau Moeslemates sudah memiliki calon pasangan dan apabila menunda pernikahan terlalu lama khawatir menjurus ke zina atau Moeslemates tidak bisa menjamin bisa menahan diri dari hal-hal yang dilarang Alloh apabila tidak menikah, sebaiknya menikah dulu sebab hukum menikah untuk hal ini sudah menjadi wajib. Komunikasikan dengan calon pasangan tentang keinginan Moeslemates untuk melanjutkan kuliah setelah menikah. Sesungguhnya, menghindari zina jauh lebih mulia daripada gelar magister atau doktor loh, Moeslemates.

Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk (QS Al Isro:32)
Bagaimana, Moeslemates? Sudah mendapat pencerahan? Hehe.
Kuncinya, selalu komunikasikan dengan orangtua dan calon pasangan.
Jangan lupa, minta petunjuk juga kepada Alloh melalui istikharoh.
Apapun jawabannya, selalu yakin bahwa itulah yang terbaik bagi kita dan Alloh selalu mempunyai rencana yang lebih indah di baliknya.

Semoga bisa membantu dan menghilangkan kegalauan Moeslemates, ya.
Wassalamu'alaikum!